Kamis, 09 Februari 2012

alhamdulillah


Maulid nabi hari raya ke-3 umat islam
Arak-arakan tumpeng, ambeng, serta makanan khas lainnya sore itu diusung warga menuju halaman masjid. Yang kemudian dikumpulkan, dihitung untuk kemudian dibagikan kepada para hadirin yang jumlahnya jauh melebihi stok yang terkumpul. Tapi bukan itu maksud penulis utarakan, melainkan rasa kebersamaan dan solidaritas sesama yang jma’ah tunjukan, Tumplek jadi satu untuk memperingati kelahiran makhluq termulia se jagat raya ini dengan penuh rasa mahabbah dan gembira yang diungkapkan melalui berbagai acara dan suka cita.
Ketika lantunan diba’iyyah didendangkan, anak kecil berlari-lari kesana kemari meski tak mengerti apa yang diaji, tapi mereka berseri tiada henti tak peduli meski beberapa kali diamanati. Ketika pak yai mengambil microphone untuk berceramah, para santri mendengar dengan khidmah, meski tak sedikit orang yang tertidur lengah seakan gajah terperosok di tengah sawah. Tapi mereka resapi dan menyimpan dalam-dalam mau’idzhoh serta hikmah  dengan rasa mahabbah ila rosuulillah nabi Muhammad SAW.
Hampir di seluruh penjuru dunia umat islam memperingati maulid nabi dengan berbagai acara meski tak jarang ada yang diungkapkan dengan seni wayang golek, pertunjukan opera, bahkan orkes pun ada. Asolole lagi. Hehe Bermacam ragam,adat dan budaya dalam mengisi hari peringatan ini seakan-akan peringatan maulid nabi bisa dikatakan hari raya ke-3   setelah idul fitri dan idul adha, meski tak ada potong ketupat dan hwan qurban,tapi semoga rasa cinta jungjunan ummat se dunia ini dapat memotong dosa seta maksiat kepada tuhan yang maha esa.
Prilaku serta akhlaq yang dicontohkan oleh baginda rosul baik melalui perbuatan, ucapan dan ketetapannya sangat sulit untuk ditiru oleh ummat beliau di zaman akhir yang penuh dengan badai kemaksiatan ini. Kita hanya bisa meratap supaya kita diberi petunjuk dan kekuatan semampu mungkin untuk hanya meniru akhlak beliau sehingga jika beliau hadir di samping kita kemudian bertanya, apa engkau benar-benar mencintaiku? Apa engkau sangat menaruh harap syafa’atku? Apa engkau ridlo dengan ajaran islam yang mengalir dalam darah yang mengalir di tubuhmu? Bahkan meski engkau tak sekali pun meihat wajahku? Mendengar langsung ucapanku? Kita dapat menjawab : benar ya rosul, benar yang telah anda katakan, tapi apa pantas bagi kami penuh rasa harap sedangkan prilaku kami tak sedikit pun mencerminkan prilaku yang patut dilihat bahkan dicontoh oleh generasi kami selanjutnya?
Man ahabbani ma’ii fil jannah, , serasa melayang memang jika jawaban beliau itu, tapi kami hanya yakin dan tetap yakin bahwa ada secercah harapan bagi kami untuk bisa bertemu beliau di syurga kelak semoga kita ditujukan arah menuju jalan  yang dirahmati dan diridloi-Nya amin.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar